Rabu, 07 November 2012

EARLY WARNING ALERTS RESPONSE AND SYSTEM KAB.EMPAT LAWANG 20 OKTOBER 2012







Jakarta, 21 Oktober 2012
Osteoporosis dapat dicegah dan dideteksi secara dini. Upaya pencegahan osteoporosis dapat dilakukan dengan mengkonsumsi nutrisi  yang cukup dan menu seimbang terutama yang mengandung Kalsium dan Vitamin D, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, cukup terpapar sinar matahari pagi, dan melakukan aktifitas fisik secara adekuat  selama 30 menit,  minimal 3 kali per minggu. Selain itu, Kementerian Kesehatan juga menganjurkan suatu upaya promotif dan preventif kepada masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup sehat dengan CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres. Dengan berperilaku CERDIK, semakin besar kesempatan untuk hidup dengan tulang sehat.

Demikian disampaikan Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D, pada Puncak Peringatan Hari Osteoporosis Nasional (HON) 2012 di Jakarta (21/10).

Kegiatan tersebut dihadiri Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE; Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes; Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi), Dr. Bambang Setyohadi, SpPD-KR; Ketua Umum Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi), Anita Hutagalung; Perwakilan International Osteoporosis Foundation, Judy Stenmark dan Presdir Fonterra Brands Indonesia, Yon Handoyo.

Wamenkes menyatakan bahwa dewasa ini, umur harapan hidup masyarakat Indonesia telah meningkat dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun. Namun, meningkatnya umur harapan hidup berpengaruh terhadap perubahan pola penyakit, sehingga penyakit degeneratif juga meningkat, termasuk osteoporosis.

Dalam sambutannya, Wamenkes menyatakan bahwa Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi tipis, rapuh, keropos, dan mudah patah karena berkurangnya masa tulang. Gangguan tersebut sering tidak disadari penderita, datang diam-diam, tanpa ada tanda-tanda khusus dan baru diketahui ketika terjadi patah tulang.

”Patah tulang tentu mempengaruhi aktifitas sehari-hari dan pada akhirnya menurunkan produktivitas masyarakat”, kata Wamenkes.   

Mengutip data WHO menunjukkan bahwa  di seluruh dunia ada sekitar 200 juta orang yang menderita Osteoporosis. Pada tahun 2050, diperkirakan angka patah tulang pinggul akan meningkat 2 kali lipat pada wanita dan 3 kali lipat pada pria. Laporan WHO juga  menunjukkan bahwa 50% patah tulang adalah patah tulang paha atas, yang dapat mengakibatkan kecacatan seumur hidup dan kematian. Hasil penelitian White Paper yang dilaksanakan bersama  Perhimpunan Osteoporosis Indonesia tahun 2007, melaporkan bahwa proporsi penderita Osteoporosis pada penduduk yang berusia di atas 50 tahun adalah 32,3% pada wanita dan  28,8% pada pria. Sedangkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS, 2010), menunjukkan angka insiden patah tulang paha atas akibat Osteoporosis adalah sekitar 200 dari 100.000 kasus pada usia 40 tahun.

“Angka ini lebih tinggi bila dibanding dengan negara-negara  Asia lainnya”, tandas Wamenkes.

Hari Osteoporosis Dunia diperingati setiap tanggal 20 Oktober 2012. Di Indonesia, Hari Osteoporosis Nasional (HON) diperingati setiap tahun, sejak dicanangkan oleh Menkes RI pada tahun 2002. Selaras dengan upaya Kemenkes yang menitik beratkan promotif-preventif, tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif, tema peringatan Hari Osteoporosis Nasional (HON) 2012 yang jatuh pada 20 Oktober 2012, yaitu Indonesia Bergerak: Waspadai Patah Tulang Akibat Osteoporosis.
Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, melaksanakan program deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM), termasuk risiko Osteoporosis. Program ini  dilaksanakan oleh  Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM. Untuk mendukung kegiatan Deteksi Osteoporosis ini, Kementerian Kesehatan telah  mendistribusikan alat Bone Densitometer ke seluruh provinsi di Indonesia. Saat ini telah ada 3.314 kelompok masyarakat yang aktif melakukan kegiatan Posbindu PTM.

Dalam laporannya, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kemenkes RI, Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes, selaku ketua pelaksana kegiatan, menyatakan bahwa peringatan HON bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat tentang Osteoporosis sebagai penyakit tidak menular dan bagaimana cara pencegahannya.

”Tahun ini, peringatan HON dikemas dalam konsep yang lebih dinamis dengan sasaran kelompok usia muda”, kata Dr. Ekowati.

Pada kesempatan tersebut, Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes, secara simbolik menerima penyerahan compact disc (CD) musik Osteodance yang dilakukan oleh Ketua Perosi, dalam rangka pluncuran aktivitas fisik berupa dansa pencegahan osteoporosis atau osteodance.

“Hal ini dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pencegahan Osteoporosis sejak dini”,  terang Dr. Ekowati.

Dalam kegiatan tersebut, dilakukan pula penyambutan kepada para osteofighters telah berjalan di  empat kota, yaitu Surabaya, Solo, Semarang dan Bandung dalam rangka kampanye ”Indonesia Bergerak: Demi Esok yang Lebih Baik”. Para osteofighter merupakan publik figur yang peduli pada kesehatan tulang dan pencegahan osteoporosis. Mereka berjalan di empat kota untuk mengajak masyarakat Indonesia melakukan pencegahan osteoporosis. Para osteofighters telah berhasil mengajak lebih dari 4000 masyarakat yang peduli pada kesehatan tulang.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jendral Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021)52907416-9, faksimili: (021)52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): <kode lokal> 500-567 dan 081281562620 (sms), atau e-mail kontak@depkes.go.id